Sabtu, 19 April 2014

Cloud Computing

A.  Pengertian Cloud Computing

Dilihat dari bahasanya jelas mungkin kita mengetahui arti dari pengertian Cloud Computing dalam bahasa Inggris. Cloud yang berarti Awan dan Computing yang berarti Menghitung atau Komputasi. Itu artinya Cloud Computing ini berhubungan dengan komputer atau menggunakan fasilitas komputer. Cloud Computing atau Komputasi Awan adalah istilah yang berarti gabungan pemanfaatan teknologi computer dan pengembangan berbasis internet. Awan adalah sebagai metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer. Awan dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi dimana kapabilitas terkait dengan teknologi informasi yang disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya via internet tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Cloud Computing adalah suatu pemikiran atau paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server pada internet dan tersimpan sementara di komputer pengguna (user) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain." Dengan arti lain, sebenarnya Cloud yang diartikan sebagai Internet, bagi user, tidak perlu tahu ada di mana. Yang penting bagi user adalah dapat terhubung ke Internet. Entah melalui jaringan telepon, jaringan kabel, jaringan hotspot, jaringan seluler, ataupun melalui warnet, yang penting terhubung ke Internet. Sedangkan computing (komputasi) adalah berbagai pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan perangkat komputer (termasuk ponsel, palmtop, dan perangkat lain). Jadi ringkasnya, cloud computing adalah kegiatan komputasi berbasis Internet.
`Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS,Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Appsmenyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan diserver.
Di dalam dunia IT Cloud Computing ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun mungkin belum banyak orang yang mengetahui hal tersebut. Saat ini perusahaan – perusahaan besar di bidang IT pun sekarang ini sudah fokus ke hal ini. Seperti contohnya Microsoft yang belum lama ini mengumumkan akan segera menyiapkan sistem terbarunya, Windows 7, yang sangat mendukung cloud computing, meskipun belum menjanjikan kapan beredarnya.
Apa bedanya dengan pemakaian komputer biasa selama ini?
Bedanya komputer berbasis Internet (web-based application) ini dapat dipakai di jaringan lokal, meskipun bisa juga diakses dari luar jaringan local meskipun masih harus dipasang di salah satu komputer server. Yang paling sering dijumpai adalah sistem informasi akademik di perguruan tinggi atau sistem transaksi di perusahaan. Kalau ada perubahan, program di server dan datanya harus diinstal ulang atau disesuaikan.

Gartner
Mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TIyang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”

Forester
Mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internetdengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”Agar lebih mudah membayangkan skema Cloud Computing, silahkan lihat ilustrasi berikut.





B.     Sejarah Cloud Computing
Konsep awal Cloud Computing muncul pertama kali pada tahun 1960 oleh John McCarthy yang berkata “komputasi suatu hari nanti akan menjadi sebuah utilitas umum” ide dari cloud computing sendiri bermula dari kebutuhan untuk membagikan data untuk semua orang di seluruh dunia. Mohamed J.C.R Licklider, pencetus ide ini, menginginkan semua orang untuk dapat mengakses apa saja di mana saja. Dengan munculnya grid computing, cloud computing melalui internet menjadi realitas.
Cloud computing adalah sebuah mekanisme dimana kemampuan teknologi informasi disediakan bukan sebagai produk, melainkan sebagai layanan berbasis internet yang memungkinkan kita “meenyewa” sumber daya teknologi informasi (software, processing power, storage, dan lainnya) melalui internet dan memanfaatkan sesuai kebutuhan kita dan membayar yang digunakan oleh kita saja.
Cloud computing merupakan evolusi dari vrtualization,service oriented architecture, autonomic dan utily computing. Cara kerja dari cloud computing bersifat transparan, sehingga end-user tidak perlu pengetahuan, control akan, teknologi insfratuktur dari cloud computing untuk dapat menggunakannya dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka .merka hanya perlu tahu bagaimana cara mengaksesnya.

C.     Keunggulan Cloud Computing
Uraian mengenai keuntungan (sisi potensial) yang didapat dalam penggunaanCloud Computing. Namun, secara spesifik, merujuk kepada (Thia, 2008) keuntungan Cloud Computing antara lain: (1) Keuntungan bagi para pelaku bisnis adalah minimalisasi biaya investasi infrastruktur publik sehingga bisnis bisa lebih terfokus pada aspek fungsionalitasnya, (2) Bagi application developer,layanan PaaS memungkinkan pengembangan dan implementasi aplikasi dengan cepat sehingga meningkatkan produktivitas, (3) Bagi para praktisi yang bergerak di industri TI, hal ini berarti terbukanya pasar baru bagi industri jasa pengembangan teknologi informasi, (4) Bagi pebisnis di bidang infrastruktur, hal ini merupakan peluang yang besar karena dengan meningkatnya penggunaan layanan SaaS ini akan meningkatkan penggunaaan bandwidth internet, (5) Integrasi aplikasi dengan berbagai perangkat. Keunggulan lainnya adalah :

1.         Tanpa Investasi Awal
Dengan cloud computing, kita dapat menggunakan sebuah layanan tanpa investasiyang signifikan di awal. Ini sangat penting bagi bisnis, terutama bisnis pemula(startup). Mungkin di awal bisnis, kita hanya perlu layanan CRM untuk 2 pengguna.Kemudian meningkat menjadi 10 pengguna.Tanpa model cloud computing, maka sejak awal kita sudah harus membeli hardware yang cukup untuk sekian tahun ke depan. Dengan cloud computing, kita cukupmembayar sesuai yang kita butuhkan.

2.         Mengubah CAPEX menjadi OPEX
Tanpa cloud computing, investasi hardware dan software harus dilakukan di awal,sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atau CAPEX). Sedangkan dengancloud computing, kita dapat melakukan pengeluaranoperasional (Operational Expenditure, atau OPEX). Jadi, sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika kita cukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu perusahaan secara keuangan.

3.         Lentur dan Mudah Dikembangkan
Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI sesuaikebutuhan. Perhatikan Gambar di bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan bisnis. Penggunaan TI secara bisnis biasanya tidak datar-datar saja. Dalam skenario “Predictable Bursting”, ada periode di mana penggunaan TImeningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang padaakhir bulan selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan. Untuk skenario “Growing Fast”, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI jugaharus mengikuti.Contoh skenario “Unpredictable Bursting” adalah ketika sebuah website beritamendapat pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik. Skenario “On and Off” adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun.
Dengan cloud computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan(elastic and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan,dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian.

4.         Fokus pada Bisnis, bukan TI
Dengan menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada bisnis utama perusahaan, dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapatdilakukan karena pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan olehkita sendiri. Misalnya, melakukan patching,security update, upgrade hardware,upgrade software, maintenance, dan lain-lain. Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat fokus pada layanan TI yang spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedialayanan.

5.         Bukan Informasi Saja
Seperti yang kita ketahui sekarang ini, internet sangat bermanfaat bagi kita, baik untuk refresing (dengan menggunakan fasilitas internet, seperti Facebook, Twitter, Blog, dan lain sebagainya), ternyata juga dapat memberi informasi kepada para pengguna. Piranti lunak lengkap dan sistem operasional juga tersedia secara online. Dengan kata lain, internet dan semua yang terkait dengannya, menjadi terminal pusat pengaturan peralatan rumah tangga termasuk gas dan listrik. Pakar Teknologi Informasi, Stevan Greve: “Yang dilakukan, tidak lain, mengirim semua yang dibutuhkan ke terminal yang ada di rumah anda. Untuk itu dibutuhkan sambungan cepat. Karena itu di masa kini, semuanya berjalan lewat internet.” Sambungan internet cepat menghubungkan antara peralatan rumah tangga sederhana dan sejumlah kecil super komputer yang bisa saja berada di berbagai penjuru dunia. Pelanggan tanpa perlu membeli atau menginstalasi program, tetap dapat menggunakannya. Syarat utama, pengguna harus memiliki sambungan serat optik. Sebab hanya kabel tersebut yang secara sempurna menerima dan mengirim data, supaya komputer tidak berjalan pelan.

6.         Murah Dan Menguntungkan
Seperti yang saya katakan sebelumnya, sudah banyak perusahaan yang menggunakan trend dari komputasi awan. Mereka tiap tahun dipusingkan pengeluaran besar untuk membeli piranti keras dan lunak. Bila cukup membeli satu terminal, bukan saja lebih murah, tapi juga perlengkapan yang simpel lebih tahan lama. Namun mengapa konsep ini bernama komputasi awan atau cloud computing? Kembali Stefan Greve: “Internet bisa dianggap awan besar. Awan berisi komputer yang semuanya saling tersambung. Dari situlah berasal istilah ‘cloud’. Jadi semuanya disambungkan ke ‘cloud’, atau awan itu.” Konsumen kian untung dan sekedar membutuhkan ruang kecil di bawah meja. Sementara komputer induk memerlukan perawatan berkala saja dan pengamanan jauh lebih ringan, MENGUNTUNGKAN, serta MURAH. Tak perlu repot melakukan update pemindai virus dan lain sebagainya. Semuanya sudah termasuk abonemen. Juga tidak ketinggalan, komputasi awan RAMAH LINGKUNGAN, ungkap Stefan Greve. “Pada umumnya, komputer di rumah meniupkan udara panas. Udara panas itu berasal dari energi. Energi dibutuhkan supaya komputer bisa nyala. Tapi kebanyakan energi itu menjadi udara panas. Dengan ‘cloud computing’, sebuah komputer pusat, maka di rumah dibutuhkan lebih sedikit listrik, jadi sangat menghemat.”

7.         Ngadat
Sisi minus terbesar sistem, dialami pengguna individu rumah. Jika internet macet, misalnya penyedia jasa kelebihan beban, maka komputer ikut ngadat. Artinya, bukan saja tidak bisa internetan, tetapi komputer sama sekali tak bisa dipakai. Bagi pengguna besar seperti perusahaan, yang kebanyakan karena alasan keamanan, memiliki akses ke lebih dari satu penyedia jasa internet, masalah ini tidak begitu menyulitkan. Sistem operasi Windows menghasilkan jutaan Euro bagi Microsoft. Mereka sejak lama mencoba mendalami fenomena komputasi awan dan tidak mau tergesa-gesa. Namun bebrapa waktu yang lalu, direktur Steve Ballmer mengumumkan perusahaannya dalam waktu satu bulan bakal meluncurkan Windows Cloud. sendiri adalah sebuah paradigma komputasi di mana kapabilitas IT disediakan sebagai layanan berbasis internet.
Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based serviceuntuk mensupport  business process. Kata-kata “Cloud” sendiri merujuk kepada simbol awan yangdi dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud ).

D.    Kekurangan Cloud Computing
Merujuk kepada (Robbins, 2009), resiko yang harus dihadapi userdalam penggunaan Cloud Computing ini antara lain: (1) service level, artinya kemungkinan service performance yang kurang konsisten dari provider.Inkonsistensi cloud provider ini meliputi, data protection dan data recovery,(2) privacy, yang berarti adanya resiko data user akan diakses oleh orang lain karena hosting dilakukan secara bersama-sama, (3) compliance, yang mengacu pada resiko adanya penyimpangan level compliance dari provider terhadap regulasi yang diterapkan oleh user, (4) data ownership mengacu pada resiko kehilangan kepemilikan data begitu data disimpan dalam cloud, (5) data mobility, yang mengacu pada kemungkinan share data antar cloud service dan cara memperoleh kembali data jika suatu saat user melakukan proses terminasi terhadap layanan cloud Computing. Beberapa pertimbangan lain yang menjadi resiko Cloud Computing adalah:
- Ketidakpastian kemampuan penegakan kebijakan keamanan pada provider
- Kurang memadainya pelatihan dan audit TI
- Patut dipertanyakan kendali akses istimewa pada situs provider
- Ketidakpastian kemampuan untuk memulihkan data
- Kedekatan data pelanggan lain sehingga kemungkinan tertukar
- Ketidakpastian kemampuan untuk mengaudit operator
- Ketidakpastian keberlanjutan keberadaan provider
- Ketidakpastian kepatuhan provider terhadap peraturan.

E.      Konsep Dan Contoh Kasus Pada Cloud Computing
Katakanlah Anda seorang eksekutif di sebuah perusahaan besar. Tanggung jawab utama Anda termasuk memastikan bahwa semua karyawan Anda memiliki hardware yang tepat dan perangkat lunak yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka. Tidak hanya membelikan komputer untuk setiap karyawan – Anda juga harus membeli software atau lisensi software untuk memberikan karyawan Anda sarana yang mereka butuhkan. Jika Anda memiliki karyawan baru, Anda harus membeli perangkat lunak lagi atau pastikan lisensi perangkat lunak Anda saat ini memungkinkan untuk digunakan oleh pengguna lain. Tentunya hal ini akan membuat Anda sangat stres untuk mengatur keuangan perusahaan Anda.
Saat ini, mungkin ada alternatif bagi para eksekutif seperti Anda. Anda tidak perlu memasang serangkaian software untuk setiap komputer, Anda hanya harus memuat satu aplikasi. Aplikasi yang akan memungkinkan para karyawan Anda untuk login ke layanan berbasis Web yang menampung semua program yang karyawan Anda butuhkan untuk pekerjaannya. Komputer jarak jauh yang dimiliki oleh perusahaan lain akan menjalankan segala sesuatu dari mulai e-mail hingga ke pengolah kata untuk program analisis data yang kompleks. Inilah yang disebut cloud computing, dan itu bisa mengubah seluruh industri komputer.
Dalam sistem cloud computing, ada pergeseran beban kerja yang signifikan. Komputer lokal tidak lagi harus melakukan semua beban kerja ketika menjalankan sebuah aplikasi. Jaringan komputer yang membentuk “awan”-lah yang akan menangani hal tersebut sebagai gantinya. Kebutuh hardware dan software pada sisi pengguna akan menurun. Satu-satunya hal yang dibutuhkan pengguna komputer adalah dapat menjalankan software antarmuka sistem cloud computing, yang dapat menjadi sesederhana browser Website, dan jaringan cloud menangani lainnya.
Konsep Cloud Computing
Kemungkinan besar Anda telah menggunakan beberapa bentuk cloud computing. Jika Anda memiliki akun e-mail dengan layanan e-mail berbasis Web seperti Hotmail, Yahoo! Mail, atau Gmail, maka Anda telah memiliki beberapa pengalaman dengan cloud computing. Sebagai pengganti menjalankan program e-mail di komputer Anda, Anda login ke akun web e-mail dari jarak jauh. Software dan media penyimpanan data untuk akun Anda tidak ada di komputer Anda – itu ada pada layanan “cloud” komputer.



1.      Arsitektur Cloud Computing
Ketika berbicara tentang sistem cloud computing, akan memudahkan jika kita membaginya menjadi dua bagian: front end dan back end. Mereka terhubung satu sama lain melalui jaringan, biasanya Internet. Front end adalah sisi pengguna komputer, atau klien. Back end adalah “awan” dari sistem.
Front end termasuk komputer klien (atau jaringan komputer) dan aplikasi, diperlukan untuk mengakses sistem cloud computing. Tidak semua sistem cloud computing memiliki antarmuka pengguna yang sama. Layanan seperti e-mail berbasis Web memanfaatkan browser Web yang ada seperti Internet Explorer atau Firefox. Pada sistem lain ada yang memiliki aplikasi unik yang menyediakan akses jaringan untuk klien.
Di back end sistem adalah berbagai komputer, server, dan sistem penyimpanan data yang menciptakan “awan” layanan komputasi. Secara teori, sebuah sistem cloud computing dapat mencakup hampir semua program komputer yang dapat Anda bayangkan, dari pengolahan data sampai video game. Biasanya, setiap aplikasi akan memiliki dedicated server sendiri.
Sebuah server pusat mengelola sistem, pemantauan lalu lintas dan  permintaan klien untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Ini mengikuti serangkaian aturan yang disebut protokol dan menggunakan software khusus yang disebut middleware. Middleware memungkinkan jaringan komputer untuk berkomunikasi satu sama lain. Sering kali, server tidak berjalan pada kapasitas penuh. Itu berarti ada daya pemrosesan yang tidak terpakai akan sia-sia. Oleh karena itu, memungkinkan untuk memanipulasi sebuah server fisik dengan berpikir bahwa itu sebenarnya terdiri dari beberapa server, masing-masing berjalan dengan sistem operasi yang mandiri. Teknik ini disebut virtualisasi server. Dengan memaksimalkan output dari setiap server, virtualisasi server dapat mengurangi kebutuhan server secara fisik.
Jika sebuah perusahaan cloud computing memiliki banyak klien, ada kemungkinan permintaan ruang penyimpanan akan menjadi tinggi. Beberapa perusahaan memerlukan ratusan perangkat penyimpanan digital. Sistem cloud computing membutuhkan setidaknya dua kali jumlah perangkat penyimpanan yang diperlukan untuk menyimpan semua data klien yang tersimpan. Itu karena perangkat ini, seperti semua komputer, kadang-kadang rusak. Sebuah sistem cloud computing harus membuat salinan semua data klien dan menyimpannya pada perangkat lain. Membuat salinan data sebagai cadangan disebut redundancy.

2.      Aplikasi Cloud Computing
Penerapan cloud computing secara praktis adalah tak terbatas. Dengan middleware yang tepat, sistem cloud computing bisa mengeksekusi semua program seperti sebuah normal komputer bekerja. Secara potensial, segala sesuatu mulai dari perangkat lunak pengolah kata yang umum untuk program komputer yang dirancang khusus untuk sebuah perusahaan tertentu bisa bekerja pada sistem cloud computing.
Mengapa orang-orang ingin mengandalkan sistem dari komputer lain untuk menjalankan program dan menyimpan data? Berikut adalah beberapa alasannya:
Klien akan dapat mengakses aplikasi dan data dari mana saja setiap saat. Mereka bisa mengakses sistem cloud computing menggunakan komputer yang terhubung ke Internet. Data tidak terbatas pada hard drive di komputer satu pengguna saja atau di jaringan internal suatu perusahaan.Ini bisa membuat biaya hardware turun. Sistem cloud computing akan mengurangi kebutuhan akan hardware canggih pada sisi klien. Anda tidak perlu membeli komputer tercepat dengan memori besar, karena sistem “cloud” akan mengurus kebutuhan tersebut bagi Anda. Sebaliknya, Anda bisa membeli sebuah terminal komputer murah. Terminal ini  bisa mencakup monitor, perangkat input seperti keyboard dan mouse, dan cukup kekuatan prosesor untuk menjalankan middleware yang diperlukan untuk terhubung ke sistem “cloud”. Anda tidak akan membutuhkan hard drive dengan kapasitas besar karena Anda akan menyimpan semua informasi Anda pada komputer remote.
 yang mengandalkan komputer harus memastikan bahwa mereka memiliki software yang tepat untuk diterapkan guna mencapai tujuan. Sistem cloud computing memberikan organisasi-organisasi tersebut akses seluruh perusahaan ke aplikasi komputer. Perusahaan tidak perlu membeli satu set perangkat lunak atau lisensi perangkat lunak untuk setiap karyawan. Sebaliknya, perusahaan bisa membayar biaya meteran ke perusahaan cloud computing.
Server dan perangkat penyimpanan data digital memakan tempat. Beberapa perusahaan menyewa ruang fisik untuk menyimpan server dan database karena mereka tidak memiliki ruangan tersebut di kantor mereka. Cloud computing memberikan perusahaan-perusahaan pilihan untuk menyimpan data pada hardware orang lain, menghilangkan kebutuhan untuk ruang fisik di front end.
Perusahaan bisa menghemat uang untuk kebutuhan IT. Efisiensi hardware akan terjadi, secara teori, akan memiliki masalah lebih sedikit daripada jaringan mesin yang heterogen dan sistem operasi.
Jika back end sistem cloud computing adalah sistem komputasi grid, maka klien bisa mengambil keuntungan dari kekuatan pemrosesan seluruh jaringan. Seringkali, para ilmuwan dan peneliti bekerja dengan perhitungan kompleks sehingga butuh waktu tahunan untuk masing-masing komputer untuk menyelesaikan hal tersebut. Pada sistem komputasi grid, klien bisa mengirim perhitungan ke “awan” untuk diproses. Sistem “cloud” akan memanfaatkan kekuatan pengolahan semua komputer yang tersedia di back end, sehingga secara signifikan mempercepat perhitungan.

3.      Kekhawatiran Cloud Computing
Mungkin kekhawatiran terbesar tentang cloud computing adalah keamanan dan privasi. Ide menyerahkan data penting ke perusahaan lain mengkhawatirkan untuk beberapa orang. Eksekutif perusahaan mungkin ragu untuk mengambil keuntungan dari sistem cloud computing karena mereka tidak dapat menyimpan informasi perusahaan mereka di tempat terkunci.
Argumen kontra untuk posisi ini adalah bahwa perusahaan yang menawarkan layanan cloud computing, hidup dan matinya adalah berdasarkan reputasi mereka. Ini menguntungkan perusahaan-perusahaan untuk memiliki langkah-langkah keamanan yang handal pada tempatnya. Jika tidak, layanan tersebut akan kehilangan semua klien. Hal itu dalam kepentingan mereka untuk menggunakan teknik yang paling canggih untuk melindungi data klien mereka.

Privasi adalah hal lain. Jika klien dapat login dari lokasi manapun untuk mengakses data dan aplikasi, mungkin privasi klien bisa dikompromikan. Perusahaan cloud computing harus mencari cara untuk melindungi privasi klien mereka. Salah satu cara adalah dengan menggunakan teknik otentikasi seperti nama pengguna dan password. Lain adalah dengan menggunakan format otorisasi – setiap pengguna hanya dapat mengakses data dan aplikasi yang relevan dengannya atau pekerjaannya.

source :
- Kedaulatan Rakyat Online
- http://nissaajah91.wordpress.com/2013/07/03/sejarah-dan-pengertian-cloud-computing/







KESIMPULAN

Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain. keuntungan Cloud Computing antara lain: (1) Keuntungan bagi para pelaku bisnis adalah minimalisasi biaya investasi infrastruktur publik sehingga bisnis bisa lebih terfokus pada aspek fungsionalitasnya, (2) Bagi application developer,layanan PaaS memungkinkan pengembangan dan implementasi aplikasi dengan cepat sehingga meningkatkan produktivitas, (3) Bagi para praktisi yang bergerak di industri TI, hal ini berarti terbukanya pasar baru bagi industri jasa pengembangan teknologi informasi, (4) Bagi pebisnis di bidang infrastruktur, hal ini merupakan peluang yang besar karena dengan meningkatnya penggunaan layanan SaaS ini akan meningkatkan penggunaaan bandwidth internet, (5) Integrasi aplikasi dengan berbagai perangkat. Beberapa pertimbangan lain yang menjadi resiko Cloud Computing adalah:
- Ketidakpastian kemampuan penegakan kebijakan keamanan pada provider
- Kurang memadainya pelatihan dan audit TI
- Patut dipertanyakan kendali akses istimewa pada situs provider
- Ketidakpastian kemampuan untuk memulihkan data
- Kedekatan data pelanggan lain sehingga kemungkinan tertukar
- Ketidakpastian kemampuan untuk mengaudit operator
- Ketidakpastian keberlanjutan keberadaan provider

- Ketidakpastian kepatuhan provider terhadap peraturan.